Rabu, 31 Juli 2013

KERAJINAN TRADISIONAL ACEH



Di Aceh terdapat kerajinan tangan yang khas, kerajinan tangan yang utama adalah sulaman benang emas, tenunan sutra, rencong dan kerajinan kayu. Kerajinan tangan yang berasal dari dataran tinggi Gayo dan Alas terkenal dengan keanekaragaman motif warna bordiran. Jenis tembikar juga terdapat di daerah ini, tetapi keduanya memiliki perbedaan dalam bentuk model dan penggunaannya. Walaupun tempat produksinya di pedesaan, tetapi bisa diperoleh atau dijual di kota.


Sulaman Benang Mas

Sulaman benang emas Aceh adalah jenis rajutan yang memakai dua jenis benang. Secara tradisional digunakan benang sutra atau benang yang berwarna metalik (perak), tetapi sekarang secara umum benang emas dicampur dengan bahan yang dasarnya katun. Jenis benang lainnya adalah katun berwarna dengan motif yang telah didesain.



Lapisan sulaman ada yang dilapisi dengan kertas tebal agar menimbulkan kesan tiga dimensi. Untuk menambah pernek-pernik kilauannya ditambah payet-payet. Bordiran benang emas dipakai untuk mendekorasi ruang-ruang resepsi pada pesta perkawinan, tatakan-tatakan, sprei-sprei (kain-kain alas tempat tidur), sarung-sarung bantal, dekorasi diinding, kipas dan sebagainya.

Tenunan Sutra

Awal abad ke-10 dan 11 semasa Dinasti Sung di Cina disebutkan bahwa tenunan sutra Pidie merupakan produksi terkenal di dunia. Tenunan sutra Pidie telah diekspor ke India sampai abad ke-16 dan dikabarkan kualitas serta harganya lebih tinggi dari pada tenunan sutra India.

Barang-Barang Perhiasan

Berdasarkan fakta sejarah, tukang emas Aceh mulai ada antara abad ke-13 dan 15. Kerajaan Samudra Pase telah menggunakan uang logam emas. Kemudian Sultan Iskandarmuda memperkerjakan 300 orang tukang emas di istana kerajaan di Banda Aceh untuk kegiatan pembuatan kerajinan emas dengan kualitas seni yang tinggi. Kegemaran terhadap emas masih tinggi di Aceh dan mudah menemukan emas yang menarik yang dikerjakan dengan desain tradisional, seperti “cucok sanggoi” (pin buket yang disematkan disanggul), “klah takue” (lebar dengan pengaet yang keras), ”keutab lhee lapeh“ (kalung tiga tingkat), “teurapan bajee” (kerah emas), ”deureuham” (uang logam emas) yang menyerupai bunga-bunga yang sedang mekar dikelilingi dengan manik-manik), ”enteuk” (uang logam emas yang disimpan), “gleung jaro” (gelang tangan), “gleung gaki” (gelang kaki) dan “talo keuieng” (tali pinggang emas).

Anyaman

Menganyam adalah aktifitas wanita di Aceh Tenggara pada waktu senggang. Bahan yang dipakai adalah pandan, cike dan ketan. Sebelum dipakai, bahan tersebut harus dikeringkan di bawah sinar matahari dan digantungkan di dalam rumah. Beberapa anyaman diberi warna merah tua, maron, hijau, kuning dan hitam. Contoh yang telah dibuat adalah hiasan dekorasi pada tikar, tas empat persegi panjang, kipas dan hiasan-hiasan dinding.

Tidak ada komentar: